MILADNYA PANCASILA



Pancasila bukan thagut!

Pancasila bukan produk kafir yang sering digaungkan oleh saudara-saudara saya di luar sana. Kalau Pancasila produk kafir alias syaiton alias sebutan lainnya, tidak mungkin si setan menempatkan tauhid di awal sila. Kalau pembuatnya setan, tidak mungkin ada kata-kata "...dengan menerapkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya..". Kalau bukan produk kemenangan umat Islam, tidak mungkin tersahkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai bentuk toleransinya ajaran Islam yang rahmatal lil alamin ini.

Secara historis filosofis memang iya, Pancasila adalah produk manusia. Tapi jangan dipotong pada kata-kata tersebut. Pancasila adalah produk manusia dari hasil taffakurnya, sehingga diperolehlah inti sari yang menjadi dasar ideologis bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Kalau hingga detik ini masih ada yang mengatakan Pancasila itu thagut, bisa dipastikan Anda masih fakir perihal kepustakaan. Kuliah lah dengar benar dan jangan pernah berkonklusi secara instan tentang Pancasila kalau Anda belum pernah mendalami mata kuliah filsafat Pancasila dengan perpaduan Hukum Islamnya.

Mungkin penjelasan tentang Pancasila sudah terlalu banyak di negara saya tercinta, terutama oleh para generasi emas bangsa yang tidak pernah lupa dengan sejarahnya. Sebagai pengingat, jangan dulu menanamkan mainset negatif sebelum mempelajari hakikat Pancasila. Jangan hanya karena sebuah kompor Anda menjadi tidak berlaku adil dalam mempejari sesuatu. Dan ingat, Pancasila bukan hasil segeromboloan orang-orang tak berilmu yang jauh dari agama.

Bagaimanapun, saya masih terus menerapkan faham Hubbul Wathan Minal Iman. Bukan tanpa alasan, bukankah Rasulullah juga adalah seorang yang sangat nasionalis terhadap tanah kelahirannya? Bukankah Anda semua tahu untuk apa Beliau dan para sahabat berperang melawan orang-orang kafir selain membela agama? Anda juga sudah khatam kan hakikat dari dibuatnya Piagam Madinah?

Saya masih gagal paham dengan gerakan penggulingan Pancasila karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama dan merupakan produk buatan manusia. Padahal Saudara, kalau digeledah secara masal mungkin para penentang Pancasila memiliki KTP, SIM, dan dokumen negara lain yang jelas-jelas termuat lambang negara yang katanya adalah lambang kafir. Bagaimanapun, mau menentang seperti apapun, kita yang tinggal di Indonesia adalah warga negara yang patuh dan perhatian terhadap Pancasila. Ber-KTP, ber-SIM, ber-buku nikah, dan ber-dokumen negara lainnya adalah bukti kepatuhan warga negara terhadap hukum Negara Indonesia yang semuanya bersumber dari Pancasila. Maka jangan pernah lupa dengan jawaban ujian kenaikan kelas saat itu kalau Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Kesimpulannya, saya masih bisa bernafas lega karena semua warga NKRI adalah Pancasilais. Sebelum pihak-pihak garis petik memiliki dokumen pribadi dengan lambang negara di luar Indonesia, saya pastikan ia masih nasionalis.

Nyamuk diciptakan oleh Allah untuk diimani. Anti nyamuk tercipta pada hakikatnya adalah pengakuan terhadap eksistensi nyamuk itu sendiri. Tidak mungkin anti nyamuk dibuat kalau tidak ada pengakuan terhadap nyamuk. Membuat anti nyamuk, berarti mengakui eksistensi dan segala hal ikhwal tentang nyamuk. Sama seperti Pancasila. Gerakan yang mengaku anti Pancasila pada hakikatnya adalah gerakan yang peduli terhadap Pancasila. Mereka sebenarnya kenal terhadap Pancasila sehingga menambahkan kata anti di depannya. Namun yang perlu digarisbawahi adalah, mereka yang anti terhadap Pancasila, belumlah mengenal, mendalami, dan mempelajari Pancasila secara baik dan benar.

Tidak ada yang salah terhadap Pancasila. Pancasila tidak patut diadili karena seluruh intisarinya merupakan produk mulia yang sama sekali tidak bisa dipertentangkan. Segala fenemona penyelewengan terhadap Pancasila bukanlah kegagalan Pancasila. Kriminalitas yang akhir-akhir ini semakin menjamur bukanlah produk kegagalan Pancasila. Para koruptor, bandar narkoba, para pemerkosa, human and natural resources trafficking, penculik, copet, maupun tindakan negatif lainnya yang terjadi di Indonesia adalah murni bukan kesalahan Pancasila. Sudah sangat jelas bahwa penyimpangan yang terjadi saat ini adalah murni kesalahan manusianya. Apapun bentuk aturannya, dari manapun sumber hukumnya, kalau para pelaku yang menerapkannya belum baik, maka penerapan peraturan yang dimaksud juga tidak akan baik.

Tugas kita sebagai generasi penerus bangsa bukanlah merongrong dan meronta untuk melengserkan Pancasila dari jabatannya. Tugas kita juga bukan mengambil kesempatan untuk mengompori anak-anak muda saat situasi sing karuan saat ini untuk pergi jauh dari Pancasila. Tidak demikian! Kita terlahir di tanah yang banyak mengajari kita untuk menjadi bangsa setia, bukan bangsa penghianat negara. Tugas kita adalah mendukung dan mewujudkan apa yang selama ini belum dapat direalisasikan. Tugas kita sebagai warga negara yang patuh terhadap negara dan agama ialah (1) bereligius secara sakral dan dalam sesuai ajaran Tuhan, (2) memanusiakan manusia secara adil dan beradab, (3) menyayangi semesta dengan cinta terhadap persatuan dan kesatuan, (4) arif dan bijaksana dalam segala hal, dan (5) berlaku adil dalam berbagai hal. Bukankah semuanya adalah inti dari ajaran agama? Adakah thagut yang memiliki misi mulia seperti beberapa poin tersebut?

Sampai di sini masih adakah yang membutakan mata maupun hati terhadap realita?

Bagaimanapun saya adalah produk asli Indonesia. Saya Indonesia dan saya Pancasila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik

Bosan Sendiri

SAYA TELAH TERBIASA