Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Lega

Alhamdulillah.... Hanya kata syukur yang pantas aku ungkapkan padaNya.. Malam ini pengerjaan si Skripshit udah rampung... Ya meskipun aku masih menunggu kepastian apakah diterima penuh atau masih ada sedikit sentuhan revisi lagi. Tapi aku yakin, kalaupun revisi mungkin hanya di bagian awal atau lampiran. Inti lolos dan jadi trending topic di Jurusan (kata sahabatku)..:) Well...aku lagi malas berfikir buat nulis yang bermuatan berat, soalnya baru saja barang-barang berat itu tanggal.. Hari ini, besok, hingga awal pekan aku bisa tidur dengan tenang, makan dengan santai, dan tentunya melancong untuk menyegarkan otak yang terasa penuh ini. Sebelum sidang aku harus dalam keadaan bugar.. 3.5 tahun wajib lulus. Aku tidak ingin menyia-nyiakan harapan keluarga. Aku nggak ingin kecewain dosen yang udah ngomongin skripsiku di depan mereka. Aku nggak ingin kecewain..........Ah......dia tentunya sudah sangat kecewa. Tidak ada artinya seorang berengsek di matanya.. Hidup harus jalan

Nggak Bisa Beli ya Jangan Coret-coret!

Kebiasaan! Dulu (sekarang belum lenyap), kebiasaan coret-coret dilakukan pada media tembok, meja sekolah, seragam (waktu lulusan), bahkan pohon dan batu di tempat wisata juga nggak luput dari sasaran. Hari ini beda lagi. Pindah ke buku perpustakaan. Gila gak? Ternyata kejengkelanku waktu meminjam buku perpus yang dipenuhi mark  stabilo, dan coretan-coretan nggak penting terjawab hari ini. Sahabatku yang melakukannya. "Yat, jare arep nyilih buku sing tak silih teko perpus?" "Iyo, endi bukune?" "Iki, bener iki kan?" "Sek sek, iki mbok apakne? Kok enek tempelan kertas warna-warni? Kok mbok tandai gawe stabilo?" (sambil senyum-senyum ketakutan) "hehehe....Tak tandai sing tak butuhne, ben enak ngutipe" "Ya Allah mbak, ngene opo awakmu rumongso?" "Rumongso opo?" "Iki bukumu tah? Aku mangkel iki ndeloke. Kok iso-isone toe nandai buku perpus?" "Lha, masio pas mbalekne gak kiro diperikso ambek pe

Tahan

Kawan... Malam ini aku telah memilih.. Memilih untuk mengerjakan lanjutan hasil revisi skripsiku daripada bergabung bersama teman dan kakak-kakak yang saat ini bermain PS 3 di depanku. Bagi seorang laki-laki, apalagi laki-laki muda (menurutku sendiri), hal ini sangat sulit dilakukan. Bayangkan saja. SKRIPSI. Tugas akhir yang selalu menguras isi kepala dan tenaga. SKRIPSI. Syarat yang menentukan lulus tidaknya studi di perantauan. SKRIPSI yang identik dengan kesulitan maha. SKRIPSI yang kadang dipelesetkan menjadi SKRIPSHIT karena kejenuhan. Mungkin laki-laki normal akan memilih PS 3 daripada berpusing ria dengan puluhan lembar ini. Tapi aku normal. Aku memilih untuk tidak memilih kenormalanku. Aku sungguh menggilai PS sejak usia SD. Aku maniak PS. Sampai sekarang pun aku masih menggilainya. Tapi ini berbicara pilihan. Pilihan berat yang mengantarkanku pada dilema yang teramat sangat. Tapi aku harus memilih, walaupun harus ada salah satu yang aku korbankan. Semua sama-sama

Aku harus bagaimana?

Untuk kesekian kalinya mata ini sulit untuk terpejam. Bukan karena habis meneguk segelas kopi. Aku sendiri mencoba untuk berhenti mengkonsumsi kopi. Aku baru saja pulang mencari hiburan. Melihat pertunjukan akbar dan luar biasa kawan-kawan UKM Blero di Graha Cakrawala. Orkestra kentrung dan Operet bertajuk "Frozen" yang mereka bawakan telah berhasil menghipnotis seluruh pengunjung. Semua larut dalam suasana serius, romantis, tegang, hingga gelak tawa yang teramat sangat. Begitu juga aku. Disana aku merasakan beban dan kalut yang aku alami hilang sekejap. Aku tertawa terbahak-bahak. Tawaku larut menjadi satu dengan para penonton yang ikut tertawa melihat adegan Pandawa versi Majapahit tadi. Aku gila. Aku mencoba mengeluarkan seluruh tawa dari berbagai versi yang aku miliki. Dari versi Indonesia hingga Arab pun telah keluar dari mulut yang aku paksakan untuk melebar. 3 jam lebih aku berada di dome terbesar se-Malang Raya itu. Harapanku untuk menanggalkan beban fikiran te

Ayo bangkit

Seperti hari-hari yang telah aku lalui, hari ini Kamis, 30 Oktober 2013 bu kos kembali memberiku menu berbuka. Aku kira beliau sudah tidak perduli lagi dengan satu-satunya anak kos muslimnya. Senin kemarin absen.hehe...Padahal sebelum pulang kampung kemarin, setiap senin dan kamis aku tidak perlu kebingungan mencari menu buka. Bu kos adalah salah satu kehidupanku di kota rantau ini. Sikap bu kos semakin berubah setelah aku mencoba mengabdikan diri dengan total sebagai anak kosnya. Total dalam membantu beliau membersihkan kamar mandi yang biasanya terlihat jorok. Terlebih lagi kamar mandi yang hanya ada satu ruang itu dipakai oleh lebih dari tujuh orang yang berasal dari etnis yang berbeda-beda. Dan totalitas semuanya, sebagai anak kos yang baik tentunya. Selain bu kos, aku masih memiliki teman-teman dari berbagai wilayah yang sangat ramah. Berada di kos ini aku dapat berteman dengan orang dari Jogja, Flores, Ternate, Bali, hingga Sumba. Karakter mereka berbeda-beda, mulai dari pemal

Aku Baru Tahu

Aku baru tahu.. Ya, mengetahui semua yang pernah kau rasakan. Itu karena kegiatanku membaca tulisan-tulisan di blog pribadimu hingga menjelang waktu subuh tiba. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mencurahkan semua pada sahabat 14 inch ini. Aku yang salah.. Aku salah... Aku mengakui kalau aku salah... Ribuan maafku mungkin tidak akan pernah dapat menghapus luka yang sedang melandamu. Lagi-lagi aku membiarkanmu sendiri. Kalau saja fasilitas maya ini selalu rutin menemani hari-hariku, mungkin saja semua tidak akan terjadi. Aku memang bodoh. Lagi-lagi aku menjadi pecundang yang hanya bisa menjadi jawara dalam berandai-andai. Sungguh aku ingin menertawakan diriku sendiri. Aku konyol sekali. Aku sibuk mencari perhatian disana-sini. Berharap akan ada orang yang memberikan perhatian padaku layaknya ayah dan ibu seperti 14 tahun yang lalu. Aku egois. Memang. Sangat egois. Aku lemah. Aku tidak bisa memahami bahasa non verbal yang selalu kau pancarkan. Jauh dari itu, akupun selalu