Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

MARHABAN YA RAMADHAN

Marhaban Ya Ramadhan.. Selamat datang wahai bulan mulia, bulan penuh barokah, Bulan Suci Ramadhan. Guys, Ramadhan tiba. Alhamdulillah. Pasti kalian semua sedang dalam rasa gembira. Bayangkan, bulan istimewa yang sudah lama kita tunggu akhirnya datang juga kawan. Perlu dicatat, “Ramadhan adalah bulan penuh diskon dan hadiah!”. Tunggu dulu. Bukan diskon dan hadiah di pasar-pasar, toko-toko, dan mal-mal loh. Sudah tidak asing lagi jika bulan Ramadhan adalah bulan diskon, di mana dosa-dosa yang kita lakukan selama ini akan mendapatkan grasi dan potongan. Bahkan dahsyatnya, dosa-dosa kita bisa dilebur bersih seperti bayi yang baru lahir perocot guys. Ramadhan juga bulan hadiah. Kita akan selalu mendapat hadiah atas semua kebaikan yang kita lakukan di dalamnya, sekecil apapun! Dan luar biasanya, ganjaran yang kita peroleh selalu dilipatgandakan oleh Sang Maha Keren. Subhanallah sekali bukan? Guys. Sebagai hamba yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, saya pribadi d

MASA DEPAN DANGDUT ACADEMY INDOSIAR

Selesai sudah perhelatan akbar kompetisi Dangdut Academy Indonesiar. Hajatan besar salah satu media televisi swasta di Indonesia tersebut berhasil menemukan dua finalis berkualitas tinggi, Evi dan Danang. Seperti kompetisi pada umumnya, nasib para kontestan harus ditentukan oleh banyak atau tidaknya hasil perolehan sms pendukung. Selain itu, para kontestan juga diberi ilmu dan pengalaman yang berharga melalui masukan-masukan yang sangat konstruktif dari para dewan juri kelas wahid kategori penyanyi dangdut di Indonesia. Sebelumnya, dalam tulisan ini saya memposisikan diri sebagai pihak netral meskipun saya berasal dari daerah salah satu finalis dangdut academy 2. Muncul persepsi lugu saya ketika kompetisi yang diharapkan dapat menghasilkan generasi-generasi gemilang penerus aliran musik asli Indonesia ini, harus ditentukan oleh perolehan sms. Konklusi pendek saya adalah, “siapa yang pendukungnya banyak, ia menang” atau “siapa yang kaya, itu yang akan menyabet tahta juara”.
Kini semakin lengkap rasa kehilangan yang harus saya terima. Setelah 15 tahun kehilangan orang tua, Tuhan kembali mencabut hidup orang-orang terpenting dalam hidup saya, Embah. Kini, rasanya sebagian nyawa telah tiada. Sekarang hari-hari yang saya jalani terasa kosong. Tidak ada lagi semangat untuk mewujudkan kesuksesan yang Mak’e (Almh.Mbah putri) harapkan saat hidup. Ntahlah untuk apalagi saya harus berjuang hingga detik ini. Dulu beliau yang selalu memacu semangat saya untuk selalu maju. Beliau mampu menjadi orang tua pengganti bagi saya. Beliau mampu memberi nyawa baru terhadap kehidupan saya. Sekarang.... Hampa. Saya ingin sesegera mungkin menjemput mereka di sana. Saya tidak berharap penuh lagi terhadap kehidupan di dunia ini. Tidak penting lagi rasanya saya berjuang untuk mengubah nasib. Mati..mati..mati.. Saya menginginkan itu segera. Allah...kabulkan doa saya.