Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik



Suatu pernyataan Pak Kyai beberapa bulan yang lalu masih menggelitik fikiran saya. Tidak afdol rasanya jika apa yang beliau sampaikan tidak terekam di ingatan, minimal di kumpulan sampah-sampah pribadi saya ini.

Hakikat pengamalan sombong, rendah hati, jujur, dan munafik.

Mirip pelajaran PPKn zaman seusia saya SD ya? Atau mapel PAI? Yang membedakan, di sini adalah istilah hakikat.

Sebagai manusia yang hanya satu kali diberikan kesempatan hidup di dunia, tentu kita secara awam ataupun profesional akan memilih dua diantara empat sifaat yang tertera. Coba angkat tangan, siapa yang lebih memilih sifat sombong dan munafik?

Dalam pengertian sehari-hari atau bahkan otak kita disusupi dengan pengertian mati setiap hari, empat sifat tersebut secara dasar didefinisikan sebagai berikut.
-     
     Sombong, adalah sifat tinggi hati dengan ciri suka memamerkan apa yang ia punya kepada orang lain. Sombong juga berarti sifat merasa mampu dalam segala hal sehingga ada asumsi bahwa ia tidak membutuhkan orang lain.
-     
     Rendah hati, didefinisikan sebagai kebalikan sifat sombong. Ia merupakan sifat mulia dengan ciri tidak suka memamerkan segala sesuatu yang ia miliki, baik berupa harta, jabatan, atau kemampuan.
-       
   Jujur, merupakan sifat dengan ciri berkata apa adanya sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Jujur merupakan perkataan atau ungkapan murni dalam ekspresi apapun sesuai dengan apa yang ia alami. Jujur tidak berlaku jika masih terkontaminasi dengan sandiwara hingga riya’.
-       
   Munafik, merupakan sifat kebalikan dari jujur. Sifat ini memiliki ciri perkataan atau ungkapan berbagai ekspresi yang berlawanan dengan keadaan sebenarnya. Akan menjadi munafik bila ia 1% hingga 100% telah bertentangan dengan keadaan nyata. Di salah satu lagu religi, munafik adalah (a) bila berbicara, lain di bibir lain di hati, (b) bila berjanji selalu mengingkari, dan (c) bila dipercaya, selalu mengkhianatinya.

Sejak kecil saya selalu memahami keempat sifat tersebut seperti itu. Di satu sisi saya berusaha menjadi pribadi yang rendah hati dan jujur, di sisi lain saya berusaha menghindari diri untuk menjadi sosok yang sombong dan munafik. Terus seperti itu.

Pada kenyataannya, selama ini saya salah. Mata dan fikiran saya kembali dibuka oleh kebijaksanaan dan keluasan ilmu yang diberikan oleh Pak Kyai.

Saya menuliskan hal ini atas dasar kepercayaan saya kepada agama yang hingga saat ini terus saya pertahankan hingga mati.

Pak Kyai menerangkan bahwa pada hakikatnya keempat sifat tersebut saling terkait satu sama lain. Mereka dapat menyelamatkan ataupun mencelakakan pribadi yang menerapkannya. Kenyataannya, tidak sedikit orang yang terjebak dalam penerapan keempat sifat tersebut. Keinginannya baik dan mulia, namun hakikatnya ia memilik jalan yang buruk dan terlaknat.

Saya pernah berfikir yang macem-macem saat awal-awal saya berada di sana. Pikiran saya mulai nyleneh ketika awal memperhatikan bagaimana sebenarnya sosok Kyai hakikat nyentrik tersebut. Saya sering mendengar beliau berkata kepada pasien dan santri-santrinya seperti ini.

Aku iki wong sekti kok, ojo setengah-setengah lek njaluk tombo ndek aku!

Njenengan lek mboten nggadah ora perlu sombong, dikengken dugi meriki, mangke kulo jatah kok mboten meriki. Sek mboten sadar to lek kulo niki wong sugih?

Awakmu ojo sok keminter ndek ngarepe wong pinter koyok profesor ngene. Dokter Sragen ae ndomprok njaluk ngapuro rene. Aku iki ora pinter apus-apusan loh!

Kata-kata tersebut sering keluar ketika pasien memiliki tingkah anyel yang berbau pada meremehkan 
Pak Kyai yang memang bagi saya adalah orang dengan kejeniusan super. Saya dulu berfikir, apakah orang-orang haqiqat seperti beliau akan terjebak dengan sifat sombong seperti yang beliau katakan? Apakah justru Allah tidak akan marah?

Saya terus menguak teka-teki tersebut hingga pada akhirnya saya memperoleh penjelasan langsung dari beliau.

Hakikatnya seperti ini. Yang dimaksud dengan sombong adalah membangkan atas perintah Allah. Sombong memiliki hubungan langsung dengan Sang Khalik karena sifat tersebut terfirmankan dalam banyak ayat di Al Qur’an. Contohnya adalah dihijrahkannya iblis dari surga ke neraka Jahanam karena membangkan atas perintah Allah untuk mengakui kemuliaan manusia pertama, Nabi Adam A.S.

Rendah hati adalah sifat yang perlu dimunculkan ketika keadaan kita benar-benar sedang berada di bawah atau terpuruk. Dalam keadaan demikian, kita tidak dipantaskan untuk mengumbar ekspresi yang bertentangan dengan kenyataan.

Jujur adalah berekspresi sesuai dengan kenyataan hidup yang dialami dan dirasakan. Pak Kyai berkata bahwa jujur adalah latihan terberat yang akan terus menjadi pekerjaan rumah bagi para khalifah fil ardi. Untuk melatih sifat itu, berkatalah sesuai kondisi dan kemampuan yang dimiliki. Berkatalah kaya jika memang kondisi kita kaya. Berkatalah cerdas atau jenius jika memang kecerdasan dan kejeniusan tersebut dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. Berkatalah hebat jika memang kehebatan itu dapat ditunjukkan secara nyata. Mengapa? Orang yang kaya namun mengaku tidak memiliki apa-apa (dengan alasan rendah hati atau bahkan beralasan jika semua yang dimiliki adalah titipan, sehingga dilarang sombong) itu bukan rendah hati, melainkan manifestasi dari munafik. Orang-orang seperti itulah yang akan dilaknat kelak. Orang cerdas yang mengaku belum bisa apa-apa, itu bukan rendah hati, tapi munafik. Hakikat jujur bukan seperti itu. Sekali lagi, berkata dan berekspresi sesuai keadaan yang sebenar-benarnya. Mengakulah kaya, cerdas, atau hebat jika semuanya telah kita miliki. Kemudian manfaatkan semuanya untuk membangun kemaslahatan. Jujur merupakan sinergisitas antara pikiran, perbuatan, dan hati. Bahasa kampusnya sinkronisasi antara kognisi, afeksi, dan psikomotori. Jujur adalah salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh umat Nabi terakhir jika ingin status maqamnya meninggi di hadapan Ilahi Rabbi.

Begitu gamblang bagaimana pengertian dan penerapan munafik, bukan?

Apa yang telah disampaikan oleh beliau merupakan koleksi harta mewah yang dapat saya sampaikan sedikit saja dalam koleksi judul ini. Saya kembali sadar bahwa selama ini saya masih sering terjebak dalam permainan keempat sifat tersebut. Saya akan terus menata diri dan menerapkan secara benar bagaimana sifat-sifat tersebut berjalan seharusnya.

Komentar

  1. Slot Machines & Video Poker - Play For Free!
    › slot-machines 바카라사이트 › slot-machines Play Slots septcasino for fun or real money at the best online casinos! Find out 메리트카지노 which online casinos are the best to play games with your money.

    BalasHapus

Posting Komentar