Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Hari Ibu

Selamat hari ibu, Umi... Maafkan Tara yang hanya bisa menyampaikan pesan ini melalui sebuah tulisan. Tara masih terus belajar agar kita bisa bertemu secepat mungkin. Tara tidak akan pernah menyerah walaupun butuh satu ataupun puluhan tahun lagi untuk belajar agar kita bisa segera bertemu. Tara terlalu rindu dengan sosok Umi. Umi, orang-orang di dunia saat ini sedang berbahagia karena memperingati hari ibu. Izinkan Tara juga memperingatinya walaupun cara ini berbeda. Tara kangen sekali dengan Umi. Tapi Tara sedikit bingung, mengapa keinginan Tara untuk bertemu Umi waktu itu tidak umi kabulkan? Padahal Tara ingin sekali untuk sekadar menatap wajah dan memeluk erat Umi walaupun dalam mimpi. Umi, sudah 15 tahun lebih Tara berjuang sendiri tanpa Umi. Umi juga tahu bagaimana lemahnya seseorang tanpa hadirnya sosok ibu. Teman-teman berkata kalau Tara adalah orang yang kuat dan hebat. Padahal Tara adalah orang yang paling lemah dan sangat renta. Tara hanya tampak ceria di

Isun Banyuwangi

Selamat Ulang Tahun Bumi Tercintaku, Bumi Blambangan-Banyuwangi. Hampir 2,5 abad yang lalu, kau telah berhasil melalui sejarah panjang yang mengesankan. Semangat rakyatmu dalam berjuang mempertahankan wajah dan tahta kehormatan telah mendapatkan hasil yang memuaskan. Kau merdeka secara terhormat dan jantan. Oh Bumi Blambangan, semoga kau akan terus maju tanpa pernah bisa tersingkir dari peradaban yang semakin kejam. Banyuwangiku kini semakin dewasa. Sejak berhasil melewati masa sulit tahun 1771-1772 lalu, kini tanah kelahiran ini semakin membanggakan. Selamat berhari jadi yang ke 244 nggeh . Mohon maaf kalau sampai sekarang saya masih buta akan sejarah indahmu. Om wawan dari Semarang berkata dengan sedikit heran, mengapa umur Banyuwangi kok lebih muda dari Semarang? Semarang lho sudah memasuki usia 400an. Pun daerah Jawa Timur di sisi barat Banyuwangi. Beliau juga mengatakan bahwa seharusnya Blambangan memiliki usia yang jauh lebih tua dari semuanya, apalagi sej

KIMCIL

Tiba-tiba saya terkejut ketika Om Wawan berada di sebelah saya yang sedang sibuk ngutek-ngutek laptop, lalu berkata “Ayo kimcil sek ?!” Seketika saya langsung canggung dibuatnya. Kimcil? Saya masih bingung dengan tawaran beliau yang begitu mengejutkan. Om Wawan seorang hakikat juga doyan kimcil? Saya kan hanya mengenal istilah itu dari teman-teman? Saya belum pernah ngimcil kok tiba-tiba ditawari hal begituan ? Raut Om Wawan seketika berubah. Beliau menertawakan saya yang terlihat bodoh di depannya. Saya masih bingung mengapa beliau malah tertawa lebar, apakah saya kurang gaul atau masih lugu (lugu?????). “ ojo serius-serius to mas. Kimcil kui kopi item gelas kecil ” Seketika saya langsung menertawakan diri. Saya malu dan merasa kesal dengan diri ini. Saya masih konyol dan menilai segala sesuatu dari kemasan dan asumsi umum. Hah bodohku sek pol . Saya telah kalah ribuan langkah dengan orang-orang seperti beliau. .............................................