Teruntuk Calon Istriku
Teruntuk calon istriku...
Oh calon istriku,
izinkalah diri ini untuk mengungkapkan isi hati. Percayalah, ungkapan ini
bukanlah sekadar bualan atau promosi untuk memikat hati, melainkan ungkapan
dari bagian terdalam di lubuk hati.
Calon istriku, aku
bukanlah seorang yang baik nan sempurna seperti yang kau bayangkan selama ini.
Aku adalah seorang yang memiliki banyak kekurangan dan masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Terlepas dari itu semua, izinkan aku untuk mengunggkapkan misi
yang harus aku jalankan ketika aku telah berhasil mempersuntingmu. Selalu bawa
catatan kecil ini kelak ketika aku lupa. Selalu ingatkan aku akan misi ini
setelah status halal terhadapmu aku miliki.
Calon istriku, bersiaplah
sebaik mungkin sebelum aku memintamu dari kedua orang tuamu. Persiapkanlah
pemahamanmu tentang agama agar kehidupan rumah tangga kita kelak selalu
terarah. Persiapkanlah kognisimu melalui pendidikan formal, nonformal, maupun
informal agar rumah tangga yang kita bangun kelak selalu normal.
Calon istriku, aku
tidak pernah berfikir bahwa kau harus berasal dari keluarga kaya. Aku yang akan
membuatmu kaya. Aku menyadari hingga detik ini masih belum memiliki status
mapan. Percayalah, aku akan merubah segalanya ketika kau telah berada di
sampingku. Aku yakin jika kaulah calon makmum ta’at yang akan menghebatkanku. Yakinlah
bahwa aku telah memiliki modal untuk menata masa depan denganmu.
Calon istriku, jangan
pernah berharap bahwa dengan hidup bersamaku kau akan menjadi sosok yang mewah
dan karena itu kau menjadi dikagumi oleh para tetangga. Aku tidak akan pernah
mengajarkan keluarga kita seperti itu. Aku inginkan kau dan keluarga kita
selalu sederhana. Kau tahu calon istriku? Kekayaan yang sesungguhnya bagiku
adalah kesederhanaan dalam menyikapi kepalsuan dan kekejaman dunia. Kamu harus
mampu menjadi sosok yang sederhana dalam segala hal. Sederhana adalah aset kita
untuk menjadi kaya. Calon istriku, jadilah nahkoda tangguh yang mampu membawa
kapal rumah tangga kita ke pelabuhan semestinya. Jadilah kau pengemudi tangguh
yang mampu melawan arus deras kemewahan.
Calon istriku, aku
bukanlah orang yang sepenuhnya baik. Tujuanku untuk mempersuntingmu ialah agar
aku dan kamu bisa belajar bersama-sama agar kebaikan terus mewarnai hidup kita.
Calon istriku, jangan pernah takut kalau kamu bukan orang baik. Bagiku, baik
adalah proses terus-menerus yang harus kita raih dalam kehidupan rumah tangga
kita kelak. Kita sama-sama mewujudkan untuk menjadi baik dan terus baik.
Calon istriku, harus
kau ketahui bahwa aku berasal dari latar belakang yang panjang. Aku bisa tumbuh
seperti saat ini karena uluran tangan dari orang banyak. Sejak kedua orang
tuaku tiada, masa kecilku tumbuh dari bantuan orang-orang yang peduli kepadaku.
Oleh karena itu calon istriku, sudilah kiranya kau sepaham denganku untuk
membalas masa laluku kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan. Jadilah
pribadi yang selalu menawan dengan sifatmu yang dermawan. Jadilah seorang dermawan
yang ikhlas agar kau meraih predikat dunia maupun akhirat sebagai orang yang
rupawan.
Calon istriku, jangan
pernah khawatir aku akan menyibukkanmu kelak. Aku tekankan bahwa kau bukanlah
pembantu. Kau adalah ratu yang harus selalu aku junjung tinggi dimanapun aku
pergi. Aku tidak akan pernah merepotkanmu. Biarlah seluruh pekerjaan aku yang
lakukan, kecuali hal-hal yang telah diatur dalam ajaran agama kita, Islam. Jangan
hawatir. Aku bisa melakukan semuanya dengan baik. Kau tahu bukan, sejak lulus
dari sekolah kejuruan aku telah hidup mandiri jauh dari keluargaku? Ya, aku
bisa melakukan semua pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh wanita-wanita
seumuranmu kelak. Kamu harus menjadi ratu di rumah tangga kita. Aku akan
menjadi abdimu yang selalu kuat dan tangguh untuk memenuhi seluruh pintamu.
Calon istriku, aku
ingin memiliki sepasang putra dan putri dari rahim muliamu. Aku ingin
mewariskan mereka hal-hal baik yang aku punya dan membentengi mereka dari
pengaruh-pengaruh buruk yang akan datang mendera. Izinkan aku untuk selalu
melantunkan ayat suci di sampingmu setiap hari ketika ruh mereka mulai ada di
dalam kandunganmu. Izinkan aku untuk melafadzkan adzan dan iqomah dengan suara
terindah yang aku miliki ketika kau sukses melaksanakan tugasmu. Izinkan aku
menjadi ayah yang hebat untuk masa depan mereka. Izinkan aku untuk mengabdi
sekuat tenaga dan fikiran kepada kalian agar kelak keluarga kita bisa
bersama-sama menikmati surgaNya. Calon istriku, jangan pernah meragukan
kualitasku akan hal ini. Jauh sebelum aku memutuskan untuk menghalalkanmu, aku
telah memikirkan bagaimana polaku untuk mendidik kalian kelak. Aku yang akan
membawa kalian menuju kebahagiaan hakiki.
Calon istriku, izinkan
aku untuk menerapkan pola Islami yang selalu fleksibel dan bijaksana dalam
menghadapi dunia yang nanti akan dipenuhi oleh kemunafikan dan segala hal yang
berbau provokasi. Sudilah kiranya kau mampu menjadi sosok ibu yang selalu
memberikan teladan kepada putra-putri kita kelak. Jadilah ibu yang selalu
menjadi panutan bagi keluarga dan orang di sekitar, baik ketika kau berada di
dalam maupun di luar rumah.
Calon istriku, berbaiklah
dengan keluargaku. Akupun juga akan seperti itu. Tugas kita adalah membina
keluarga kecil yang mandiri. Tidak tergantung kepada orang tua, namun terus
memberi guna bagi mereka. Jadilah idola bagi seluruh keluarga besar kita dengan
cara yang berbeda.
Calon istriku, dua
hingga tiga tahun lagi aku akan mempersuntingmu. Persiapkan dirimu sebaik
mungkin. Persiapkan tanah berkualitasmu agar tanaman yang aku tanam kelak
membuahkan hasil yang berkualitas pula. Siapkan dirimu untuk menjadi sosok
tangguh seperti ibu kartini yang memiliki filosofi seperti padi.
Calon istriku, siapapun
dan dimanapun kau berada, aku akan terus mengejarmu hingga misteri ini berhasil
aku ketahui. Keberadaanmu tidak akan pernah sia-sia wahai sang calon istriku. Yakinkan
dirimu bahwa keberadaanmu adalah untuk melengkapi kekuranganku dan
menyempurnakan segala bentuk alfaku. Begitupun di sini, aku.
Komentar
Posting Komentar