Aku Baru Tahu
Aku baru tahu..
Ya, mengetahui semua yang pernah kau rasakan. Itu karena kegiatanku membaca tulisan-tulisan di blog pribadimu hingga menjelang waktu subuh tiba.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mencurahkan semua pada sahabat 14 inch ini.
Aku yang salah..
Aku salah...
Aku mengakui kalau aku salah...
Ribuan maafku mungkin tidak akan pernah dapat menghapus luka yang sedang melandamu. Lagi-lagi aku membiarkanmu sendiri.
Kalau saja fasilitas maya ini selalu rutin menemani hari-hariku, mungkin saja semua tidak akan terjadi. Aku memang bodoh. Lagi-lagi aku menjadi pecundang yang hanya bisa menjadi jawara dalam berandai-andai.
Sungguh aku ingin menertawakan diriku sendiri.
Aku konyol sekali.
Aku sibuk mencari perhatian disana-sini. Berharap akan ada orang yang memberikan perhatian padaku layaknya ayah dan ibu seperti 14 tahun yang lalu. Aku egois. Memang. Sangat egois.
Aku lemah. Aku tidak bisa memahami bahasa non verbal yang selalu kau pancarkan. Jauh dari itu, akupun selalu gagal mendefinisikan makna verbal yang kau hadapkan ketika kita saling berpapasan.
Tapi sudahlah, semua memang salahku. Aku terlalu tergesa-gesa untuk menggeneralisasikan postingan-postingan yang kerap kau lakukan. Aku mudah tersinggung.
MeyIs ku kini benar-benar hilang karena kelakuan konyolku.
Aku mohon maaf...
Semoga kau cepat melupakanku, karena diluar sana aku perhatikan kau mulai nyaman dengan lingkungan barumu. Lingkungan yang sebenarnya sudah lama dan menyeretku pada cemburu buta.
Aku menyesal...
Tapi memang benar katamu, life must go on kurang lebih seperti itu. Aku akan tetap menjalani hari-hariku.
Allah, semuanya menjadi hancur. Sehancur apa yang aku tulis sebelum melaksanakan panggilanMu pagi ini.
Tolong berikan kepadanya kesehatan. Jangan Engkau biarkan dia sakit lagi. Berikan dia kemudahan dalam tugas-tugasnya. Jadikan aku sebagai orang pertama dan terakhir yang telah melukainya..
Dekatkanlah dia kepada kebahagiaan yang ia cari selama ini.
Ya, mengetahui semua yang pernah kau rasakan. Itu karena kegiatanku membaca tulisan-tulisan di blog pribadimu hingga menjelang waktu subuh tiba.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mencurahkan semua pada sahabat 14 inch ini.
Aku yang salah..
Aku salah...
Aku mengakui kalau aku salah...
Ribuan maafku mungkin tidak akan pernah dapat menghapus luka yang sedang melandamu. Lagi-lagi aku membiarkanmu sendiri.
Kalau saja fasilitas maya ini selalu rutin menemani hari-hariku, mungkin saja semua tidak akan terjadi. Aku memang bodoh. Lagi-lagi aku menjadi pecundang yang hanya bisa menjadi jawara dalam berandai-andai.
Sungguh aku ingin menertawakan diriku sendiri.
Aku konyol sekali.
Aku sibuk mencari perhatian disana-sini. Berharap akan ada orang yang memberikan perhatian padaku layaknya ayah dan ibu seperti 14 tahun yang lalu. Aku egois. Memang. Sangat egois.
Aku lemah. Aku tidak bisa memahami bahasa non verbal yang selalu kau pancarkan. Jauh dari itu, akupun selalu gagal mendefinisikan makna verbal yang kau hadapkan ketika kita saling berpapasan.
Tapi sudahlah, semua memang salahku. Aku terlalu tergesa-gesa untuk menggeneralisasikan postingan-postingan yang kerap kau lakukan. Aku mudah tersinggung.
MeyIs ku kini benar-benar hilang karena kelakuan konyolku.
Aku mohon maaf...
Semoga kau cepat melupakanku, karena diluar sana aku perhatikan kau mulai nyaman dengan lingkungan barumu. Lingkungan yang sebenarnya sudah lama dan menyeretku pada cemburu buta.
Aku menyesal...
Tapi memang benar katamu, life must go on kurang lebih seperti itu. Aku akan tetap menjalani hari-hariku.
Allah, semuanya menjadi hancur. Sehancur apa yang aku tulis sebelum melaksanakan panggilanMu pagi ini.
Tolong berikan kepadanya kesehatan. Jangan Engkau biarkan dia sakit lagi. Berikan dia kemudahan dalam tugas-tugasnya. Jadikan aku sebagai orang pertama dan terakhir yang telah melukainya..
Dekatkanlah dia kepada kebahagiaan yang ia cari selama ini.
Komentar
Posting Komentar