Tentang Sugesti

Selama beberapa pekan ini saya memiliki kesempatan untuk membaca berbagai informasi penting yang masih tabu bagi hampir sebagian orang. Bukan politik tentunya. Ya, kalau berbicara masalah politik menurut saya sudah bukan lagi menjadi cemilan mahal bagi rakyat. Apalagi kalian tahu, jilid dua cicak versus buaya belum usai. Mungkin tinggal menunggu waktunya untuk Sang Cicak berubah menjadi komodo, sedangkan Sang Buaya akan berevolusi menjadi aligator Amerika. Bisa jadi. Amerika kan sedang giat-giatnya menunggangi bangsa yang belum bisa mandiri ini. Ntahlah sampai kapan jidat ini bertahan. Sudah semakin menipis rasanya kalau tiap hari ia harus menerima tepukan tangan saya.
Lupakan sejenak masalah permainan anak-anak kecil tersebut. Anggap saja mereka kurang bahagia di masa kecilnya.
Banyak sekali tulisan yang memuat tentang penemuan terbaru seputar kesehatan. Obat penyakit, hal sepele penyebab timbulnya penyakit, dan....Everything penyakit lah. Saya bukan mahasiswa kedokteran. Oleh karena itu, saya menyadari ketidaksanggupan saya dalam melakukan analisis dengan pendekatan studi akan hal tersebut.
Saya ingin membahas salah satu tema yang paling sederhana dan mungkin sudah agak usang. Ada tulisan dari Dr .Dyah (situs www.klikdokter.com) yang menjelaskan fakta bahwa ada sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia meninggal sebelum usia lima tahun. Hal itu dikarenakan oleh penyakit ISPA. Tahu singkatannya? Bagus. Penyebab utama adalah tangan kotor.
Tidak heran jika iklan sabun berebut proyek besar ini agar produk mereka menjadi jawara di pasaran. Kalian juga sudah tahu siapa pemegang medali emas dalam kategori sabun untuk cuci tangan di Indonesia. Ayo diucapkan bersama-sama. “Air saja tidak cukup. Yuk cuci tangan pakai sabun”.
Saya tidak menafikkan betapa pentingnya cuci tangan memakai sabun. Manfaatnya banyak sekali bagi kesehatan. Kalian lebih tahu apa saja keuntungannya daripada saya. Kalau belum tahu, buka contekannya.
Well, maksud tulisan saya di sini tidaklah untuk mematikan atau meragukan penemuan-penemuan pahlawan kesehatan. Sungguh tidak ada niat sedikitpun untuk meremehkan hasil riset para dokter.
Seluruh penemuan tentang kesehatan saya anggap benar (masih anggapan, karena saya tetap setia berprinsip pada probabilitas). Tapi kawan, kok semakin maju teknologi, makin banyak juga ya fakta-fakta kesehatan yang bermunculan? Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dalam bentuk tunggal. Penemuan dan fakta itu pasti bisa kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama dari sudut pandang baik tentunya. Fakta-fakta anyar tersebut telah membantu kita untuk lebih berhati-hati lagi dalam hal kesehatan. Dengan informasi tersebut, kita dapat memperkuat antisipasi guna melindungi diri dan orang-orang tersayang di sekitar kita. Kedua dari sudut pandang agak melenceng. Penemuan-penemuan baru tersebut juga bisa membuat kita terteror dengan ketakutan dan kekhawatiran. Bayangkan saja, di benda ini terdapat ini, kebiasaan itu bisa berakibat timbulnya penyakit itu, dan ini itu lainnya.
Karena saya suka melenceng, saya hanya ingin menulis sudut pandang yang kedua. Kawan. Apakah kita akan selalu terteror dengan ketakutan akan hal-hal baru yang sebelumnya sudah pernah kita lalui? Apakah iya dengan tangan kotor, anak belum berusia lima tahun bisa meninggal? Apakah selalu, cuci tangan tidak dengan sabun tubuh kita akan mudah terserang penyakit?
Tunggu dulu. Saya ingin menceritakan masa kecil saya.
Sejak belum bersekolah, anak-anak seusia saya dulu telah bersahabat dengan alam. Terutama dengan tanah. Tidak ada game online dulu. Adanya mobil dengan remote control, PS, dan permainan mahal lainnya. Mobil-mobilan pada masa saya dulu masih belum disubsidi dalam bentuk mobil murah seperti sekarang. Dulu saya tidak mampu membelinya. Sebagai tandingannya, saya dan rekan sepermainan membuat mobil-mobilan dari tanah liat. Sangat udik tapi asyik. Tangan-tangan mungil kami terlalu kreatif dalam berinovasi menciptakan karya mobil-mobilan layaknya keluaran terbaru ferrari. Hampir setiap hari tangan kami selalu dicat dengan coklatnya tanah liat. Kotor adalah teman sejati kami.
Saya tidak pernah mencuci tangan pakai sabun setelah membuat mobil-mobilan. Langsung saja saya bilas dengan satu gayuh air ketika hendak makan. Pakai tangan telanjang. Hampir setiap hari saya lakukan. Sampai lebih dari usia lima tahun, alhamdulillah nyawa masih melekat di raga. Ternyata penemuan-penemuan terbaru saat ini tidak berlaku untuk kehidupan saya dulu.
Apakah mungkin manusia saat ini semakin melemah?
Bisa jadi ya, atau juga tidak. Bisa jadi penemuan-penemuan tersebut terjadi karena para pembacanya telah tersugesti. Mereka terpengaruh terlalu jauh sehingga takut, dan akhirnya terjadi.
Saat ini penyakit semakin berupa-rupa bentuknya. Ntah kenapa. Dulu banyak orang meninggal, tapi sebagian besar bukan karena penyakit kanker, jantung, ginjal, atau penyakit-penyakit ngeri lainnya. Sebagian besar tetangga saya yang meninggal di usia sepuh, menemui ajalnya karena terpeleset dari kamar mandi. Sekali lagi bukan penyakit.
Menurut saya, orang zaman dahulu lebih kuat. Bukan karena faktor takhayul yang saat ini kembali muncul. Orang-orang dulu tidak pernah aneh-aneh dalam mengkonsumsi makanan. Orang dulu tidak sepintar orang sekarang yang mengetahui berbagai macam jenis penyakit beserta cara ampuh yang digunakan sebagai penghalang.
Menurut saya, kita saat ini semakin pintar dalam memperbesar ketakutan dan kekhawatiran. Padahal semua hal dapat kita atasi dengan sugesti. Ya SUGESTI. Sugesti untuk arif, sugesti untuk pintar, maupun sugesti untuk menjadi nomor wahid dalam hal kesehatan. Sugesti bagi saya adalah obat paling ampuh untuk menyembuhkan segala penyakit.
Kemarin saya memperoleh curhatan-curhatan cerita tentang kesehatan. “Kemarin aku cek darah, ternyata tensiku 90. Padahal kemarinnya lagi masih normal”. “Yat kepiye yoh mudukne tensi. Tensiku 130 eh”. Soal jumlah tensi darah hampir menjadi hidangan rutinku di sini. Kenapa dengan tensi? Jangan bertanya tensi dengan saya, karena saya sendiri tidak pernah mengetahui berapa tensi darah saya. Alasannya, saya tidak ingin berhubungan dengan pihak medis jika saya masih dalam kondisi prima. Saya juga tidak ingin mengetahui berapa tensi saya, apakah tergolong darah tinggi atau darah rendah. Dengan begitu saya bisa dengan leluasa menikmati ribuan tusuk sate kambing ataupun ribuan ton buah mangga. Bagi saya, menjalani hidup saat ini lebih penting daripada harus menakuti prospek hidup 24 jam ke depan. Saya berusaha untuk tidak ingin tahu bagaimana kondisi kesehatan saya. Bukan karena apatis, tetapi saya ingin lebih peduli. Saya tidak ingin tubuh saya dijajah oleh ketakutan karena catatan-catatan tentang kesehatan. Saya sangat mempercayai tubuh saya. Saya akan terus mensugesti mereka untuk tidak sakit. Saya tidak ingin diri saya lemah dan tidak berdaya karena coretan-coretan kondisi kesehatan dari tinta pena.
Saya bukanlah orang kaya. Saya tidak memiliki apa-apa. Saya hanya mengandalkan sugesti. Sugesti untuk membuat saya bisa selangkah lebih maju. Sugesti yang membuat saya untuk tetap survive menghadapi hidup, baik dimensi maya maupun nyata. Saya memiliki senjata ampuh untuk menghadapi setiap elegi, yaitu SUGESTI.
Kita tidak perlu tersandera dengan ketakutan yang luar biasa. Bangkitkan sugesti hidup kita akan lebih berarti.
Salam sehat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILADNYA PANCASILA

Aku harus bagaimana?

Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik