Sedikit kecewa
Seharusnya nanti malam saya sudah harus berada di dalam bus dan melakukan perjalanan panjang nan jauh menuju barat. Positif. Saya harus menunda kepulangan ini hingga minggu depan. Padahal guru-guru di markas besar sudah menunggu dan menanyakan kabarku berkali-kali. Batuk, panas, pilek, pusing sudah membuatku berada di jalur demam tinggi. Mereka tanpa izin menyerang dengan sporadis hingga fisik saya yang tergolong kuat ini ambruk dibuatnya. Saya menyerah. Saya tidak mampu beraktifitas seperti biasanya setelah pak lek mengantarkanku kembali ke rumah. Baru hari ini saya sedikit dapat menggerakkan jari. Seperti biasa, di rumah ini saya kurang terurus. Rumah yang dulu menjadi kebanggaan keluarga kami, kini berubah menjadi neraka yang membuat saya kepanasan ketika memasukinya. Panas fisik maupun batin. Mbak dulu sangat perhatian dengan adik kandung yang tersisa ini. sekarang perhatiannya semakin terkikis dengan arus teman-teman di layar gepeng yang silih berganti datang. Mbak sekar...