MARHABAN YA RAMADHAN

Marhaban Ya Ramadhan..

Selamat datang wahai bulan mulia, bulan penuh barokah, Bulan Suci Ramadhan.

Guys, Ramadhan tiba. Alhamdulillah. Pasti kalian semua sedang dalam rasa gembira. Bayangkan, bulan istimewa yang sudah lama kita tunggu akhirnya datang juga kawan. Perlu dicatat, “Ramadhan adalah bulan penuh diskon dan hadiah!”.

Tunggu dulu. Bukan diskon dan hadiah di pasar-pasar, toko-toko, dan mal-mal loh. Sudah tidak asing lagi jika bulan Ramadhan adalah bulan diskon, di mana dosa-dosa yang kita lakukan selama ini akan mendapatkan grasi dan potongan. Bahkan dahsyatnya, dosa-dosa kita bisa dilebur bersih seperti bayi yang baru lahir perocot guys. Ramadhan juga bulan hadiah. Kita akan selalu mendapat hadiah atas semua kebaikan yang kita lakukan di dalamnya, sekecil apapun! Dan luar biasanya, ganjaran yang kita peroleh selalu dilipatgandakan oleh Sang Maha Keren. Subhanallah sekali bukan?

Guys. Sebagai hamba yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, saya pribadi dan mewakili keluarga mohon ampun dan mohon maaf kepada kalian semua, manakala saya banyak melakukan khilaf.

Kawan, bukan karena saya sok alim atau sok menggurui. Pada catatan kecil ini saya ingin mengajak kalian semua yang saya anggap sebagai saudara, untuk memanfaatkan momen emas ini. Sebagai saudara, saya ingin mengajak kalian untuk sama-sama berjuang menggapai yang terbaik. Ingat, Sang Maha Pemurah sudah memberikan kita kesempatan yang kesekian kalinya untuk bercengkrama dengan tamu agung yaitu Bulan Suci Ramadhan. Siapa yang tahu jika tahun depan melalui takdirNya, tamu tersebut sudah tidak berkenan lagi untuk menghampiri kita?

Tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita jika berbicara tentang Ramadhan. Kita sebagai muslim yang keren sudah sangat mengetahui hal apa saja yang harus kita lakukan, hal-hal sunnah apa saja yang dapat kita jalankan, hal apa saja yang harus kita hindari, hingga hal apa saja yang harus kita jauhi untuk tidak dilakukan. Saya percaya, hal tersebut sudah KHATAM bagi kalian, saudara saya yang sangat membanggakan.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengingatkan tentang salah satu hal sepele yang sering kita hiraukan. Ya, hal sepele yang SERING kita lakukan. Hal sepele yang dapat berdampak besar jika kita lupakan. 

Apa itu?


N   G   A   B   U   B   U   R   I   T   !

Benar sekali. Bisa juga JJS (jalan-jalan sore), KLDS (keledrekan soren) atau juga KYS (keluyuran soren). Kita pasti sangat suka dengan ngabuburit, terutama di era Ramadhan. Mengapa begitu? Ngabuburit Ramadhan berbeda dari ngabuburit hari-hari biasa. Ngabuburit Ramadhan lebih ramai dari biasanya. Heran ya, sepertinya tiap orang mampu membelah diri menjadi dua atau tiga jika Ramadhan tiba. Buktinya, jumlah manusia di tiap daerah seolah-olah bertambah ketika sore di Bulan Ramadhan tiba. Di pantai, penuh manusia. Di taman kota, di mal-mal kota, di area tempat olahraga, di depan halte sekolah, dan di di di tempat lainnya selalu dipenuhi manusia. Manusia seluruhnya, mulai dari kaula muda yang mayoritas hingga kalangan tua dan lanjut usia yang berada di urutan selanjutnya. Dari sekian banyaknya manusia yang memanfaatkan moment ngabuburit di bulan puasa, ada banyak pula tujuan ngabuburit yang bisa kita terka (terserah mau telepati atau cara apa).

Terus, masalah buat elo?

Tidak ada masalah tentunya. Tapi.....

Yang menjadi masalah adalah jika tujuan ngabuburit telah keluar dari hakikatnya.

Kawan. Kalian pasti sudah tidak asing dengan pemandangan banyaknya anak muda yang terkesan jos di waktu-waktu menjelang berbuka. Ada yang nyabuk rapet ke pacarnya di atas sepeda, ada yang makin mengetatkan baju dan celana, ada yang semakin kekurangan kain saat memakai bajunya, ada mempertebal kadar tepung tapioka di wajahnya, dan..ada-ada saja. Laki-laki dan perempuan sama saja. Sama-sama mencari sensasi untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Kalau seperti ini, ada di mana kesakralan bulan puasa kawan? Bukankah di bulan mulia kita dianjurkan untuk menekan dan mengurangi syahwat dan hawa nafsu? Kalau fenomenanya seperti itu, bukankah hal demikian adalah antitesisnya?

Kawan. Ayo bersama-sama kita menghargai diri kita. Kita harus bersama-sama menghargai usaha kita dari berkumandangnya imsyakiyah sampai menjelang berbuka. Gak eman to cah, nahan mangan ngombe mulai isuk, tapi awakmu gak oleh opo-opo pas sorene? Ngabuburit tidaklah dilarang jika memang dilakukan dengan tepat dan dengan cara yang tepat. Caranya? Banyak kawan. Hampir semua masjid di kota kita menawarkan program-program sore istimewa selama pergelaran akbar bulan puasa. Kita bisa memanfaatkan momen langka tersebut. Harus bisa! Karena kunci bisa adalah mengorbankan hal yang kita suka (cenderung ke hal negatif) untuk menuju hal-hal baru yang membawa kebaikan buat kita. Itu salah satunya. Ada lagi. Kita bisa mengisi sore hari di bulan puasa dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif, seperti berbagi takjil atau melakukan bakti sosial lainnya. Dan masih banyak lagi. Ayo kita ciptakan budaya baru yang akan membawa dampak baik bagi kita dan orang-orang di sekitar. Ayo kita hijrah dari keburukan menuju kebaikan. Kita tutup tubuh kita dengan tutupan sempurna jika selama ini tubuh kita masih sering terbuka dan digratiskan untuk mata-mata pria, kita kendorkan pakaian kita yang biasa ketat, dan tentunya kita hormati mereka yang sedang berpuasa, terlebih jika kita juga sedang menjalankannya. Saya tidak ingin saudara semua kalah dengan ucapan “Hormatilah orang yang sedang berpuasa” pada spanduk-spanduk kota.

Kawan, sekali lagi kita manfaatkan kesempatan ini. Kita tidak pernah tahu jika Ramadhan tahun ini adalah kesempatan terakhir kita untuk berbenah diri.

Terakhir, kurang sah rasanya jika saya tidak mencantumkan firman Sang Maha Brilian yang tertera pada QS Al Baqarah 183. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Ada 3 (tiga) hal penting yang dapat saya garis bawahi dalam firman tersebut. Pertama, kata BERIMAN. Kata tersebut mengindikasikan bahwa yang wajib berpuasa adalah orang-orang yang beriman. Kata tersebut berasal dari kata IMAN yang berarti percaya, yaitu percaya kepada keesahan Allah SWT. Percaya adalah meyakini kebenaran Allah berdasarkan isi hati, mengucapkan dengan lisan, dan mewujudkannya dengan sisi psikomotorik melalui perbuatan. Jika kita merasa beriman, kita wajib berpuasa. Jika kita berKTP bertuliskan Islam, kita wajib berpuasa. Tidak ada alasan lain kecuali hal-hal yang dikecualikan oleh Islam. Kedua, kata ORANG-ORANG SEBELUM KAMU. Bahasa kerennya orang-orang dulu, orang jadul (tapi bukan udik dan kampungan), atau ilmiahnya nenek moyang. Kalau kalian merasa menjadi generasi terkeren, maka tidak ada alasan untuk tidak berpuasa. Alangkah lucunya jika kita yang hidup di era kecerdasan ini kalah dengan orang-orang sebelum kita. Kecerdasan, cerdas intelektual dan cerdas spiritual. Ketiga, kata BERTAQWA. Berasal dari kata TAQWA yang berarti menjalankan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan segala perintahNya dan berupaya sekeras dan semaksimal mungkin untuk menjauhi segala laranganNya. Termasuk menjauhi kegiatan ngabuburit yang tidah berfaedah.

Dari tiga inti tersebut, kita bisa mengambil konklusi.

“Orang yang berpuasa karena IMAN dan tujuan TAQWA adalah mereka yang berpuasa secara total. Mereka meyakini bahwa puasa yang dilakukan senantiasa diawasi oleh Tuhan. Selain itu, perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan termasuk ngabuburit dengan cara benar atau tidak selalu mendapat pengawasan dan penilaian dari Tuhan.”

Akhirnya melalui diri yang serba kurang ini, marilah kita meningkatkan kadar kebaikan yang ada dalam diri kita. Sebagai muslim yang baik, tentunya kita tidak ingin Ramadhan yang kembali dipertemukan dengan kita ini menjadi sia-sia. Semoga Ramadhan tahun ini akan memberikan manfaat yang besar bagi kita, yaitu mengganti hal-hal buruk dengan hal-hal baik yang ada dalam pribadi kita. Semoga kita bisa memanfaatkan diskon dan hadiah yang ditawarkan oleh Sang Bulan Mulia. Semoga kita mendapatkan anugerah dan ampunan maksimal dariNya.

Kawan. Mari bersenang-senang dengan cara yang benar! Mari kita nikmati bulan kita, bulan yang penuh berkah!


Marhaban Ya Ramadhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik

Bosan Sendiri

SAYA TELAH TERBIASA