URGENSI SHOLAT



Kembali, saya tidak bermaksud mengundang kata sok dalam tulisan ini. Sebaik-baiknya perkara di Bulan Ramadhan adalah mengisi tiap detiknya dengan kebaikan. Melalui tulisan ini saya akan menambah koleksi yang menurut saya baik dan semoga bagi njenengan semua yang sempat membaca ini juga berasumsi sama.

Tidak akan muncul sebuah akibat jika tidak didahului oleh sebab. Tidak akan ada reaksi jika sebelumnya tidak diawali oleh aksi dan ekspresi. Begitu juga dalam tulisan ini.

Sebenarnya tema tentang hal tersebut sudah terlalu banyak dijelaskan di berbagai media, terutama buku-buku yang bernafaskan Islami lengkap disertai ayat-ayat maupun hadist yang menguatkannya. Karena keterbatasan saya, tulisan ini hanya akan mengulas secara dangkal akan pentingnya sholat bagi saya pribadi maupun saudara-saudara se_Iman. Sebab saya menulis hal ini adalah adanya ungkapan sebagai berikut.

Sholat iku urusane dewe-dewe, menungso ambi Pengerane. Ora perlu ngurusi wong sing sholat utowo ora (Sholat itu adalah urusan pribadi dengan Tuhannya. Tidak perlu mencampuri orang yang sholat ataupun tidak).

Percuma sholat lek kelakuane ora sesuai ambi sholate. Sholat lek kelakuane tetep elek yo mending ora sholat. Sing penting ora ngeloroni atine uwong, apik ambi tonggo, lan seneng nulung (Percuma sholat jika tingkah lakunya tidak sesuai dengan sholatnya. Walaupun sholat, jika tingkah lakunya jelek lebih baik tidak sholat. Yang penting tidak menyakiti hati orang lain, baik dengan tetangga, dan suka menolong).

Dari beberapa alasan pembenaran bagi para pelaku, saya mengambil dua kesimpulan menarik yang perlu saya bahas.

Bagi saya, urgenitas sebuah sholat tidak muncul secara cuma-cuma. Bagi para aktor Theis yang menganut kepercayaan Islam, sholat muncul dengan berbagai alasan dasar.
-       
   Sholat adalah ibadah mendasar bagi umat manusia. Gamblang disebutkan bahwa sholat adalah tiang agama. Bagi mereka yang tidak mau sholat, maka ia sama seperti merobohkan tiang agama. Bagi saya, ada tiga kemungkinan. Pertama, orang tersebut ingin merobohkan agamanya (bagi yang paham agama). Kedua, orang tersebut ingin bermain-main dengan tiang agamanya (bagi yang mengerti dan labil dalam beragama). Ketiga, adalah orang yang sama sekali tidak mengerti apa itu tiang (bagi yang agamanya ikut-ikutan).
-      
    Sholat adalah perkara yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Baginda Rasul mendapat mandat langsung perihal perintah sholat dari Allah saat beliau hijrah ke langit ke tujuh. Lebih-lebih, sang pembawa syafaat berpesan kepada umatnya tentang perintah menegakkan sholat sebelum kewafatan beliau. Mudahnya, dalam baris-berbaris pemimpin ditunjuk karena dinilai mampu membawa barisannya menuju tujuan akhir. Sama seperti beragama. Rasul ditunjuk sebagai pemimpin barisan umatnya menuju tujuan akhir karena memang mampu. Sebagai anggota regu baris, sudah sepatutnya kita patuh mengikuti apapun komando dari Sang Pemimpin. Sekali lagi SEPATUTNYA.
-   
       Di langgar-langgar kampung, sejak kecil saya masih mengingat tentang Rukun Islam yang dilafalkan secara lantang oleh santri-santri ngaji. Salah satu rukun yang tertera adalah Sholat. Lalu apa artinya? Kita tahu bukan, salah satu rukun wudhu adalah membasuh wajah dimulai dari tumbuhnya rambut hingga ujung dagu? Bukankah wudhu tidak akan sah bila kita ganti membasuh wajah dengan membasuh pantat, misalnya? Sama seperti sholat. Bagi yang ngakunya Islam dan akan sakit hati bila Islam dijelek-jelekkan, kita harus sholat. Islam kita tidak akan sah bila tidak didasari oleh sholat. Jika Islamnya tidak sah, bolehkah saya berkata murtad? Bukankah dalam lomba lari, jika kita memakai sepatu roda, kita akan didiskualifikasi karena lari kita tidak sah?
-      
    Dari usia belia hingga dewasa, kita sangat paham bahwa perkara yang dihisab pertama kali adalah sholat. SHOLAT, bukan ngapiki tonggo, nulung tonggo, ora ngeloroni wong liyo, lan liyan-liyane. Bahkan telah diriwayatkan bahwa seseorang yang sholatnya baik, maka ibadah yang lainnya juga akan baik. Pun sebaliknya. Lantas, apakah mending tidak sholat yang penting baik dengan tetangga?
-    
    
  Sholat adalah alat komunikasi antara individu dengan Sang Pencipta individu-individu. Kalau mengaku theis, apakah dengan hanya mengingat kita dikatakan beriman? Apakah dengan hanya latah berbunyi “Allah” kita bisa dikategorikan taqwa? Kalau tidak dengan sholat, dengan apa kita berkomunikasi dengan Yang Maha Lembut? Bbm? Whatsap? Line? Path? IG? Lha terus aku piye rek, hapeku kan mari ilang.
Apa yang saya dapatkan dari Pak Kyai membuat pikiran saya sedikit terbuka. Sholat memiliki hubungan langsung dengan Allah. Secara awam, kita sering salah dalam menilai sholat. Kita sering menghubung-hubungkan sholat dengan pahala yang melimpah, permintaan yang dikabulkan, bahkan berubahan drastis dalam bersikap maupun bersifat. Tidak demikian. Urusan baik dan buruk, dermawan dan pelit, atau sifat-sifat lainnya bukanlah urusan Allah. Allah telah memberi rambu-rambu dengan begitu lengkap disertai dasar, hakikat maupun sebab akibatnya. Semua dipilih, dijalani dan dirasakan akibatnya oleh manusia. Tidak ada hubungannya dengan sholat, lebih-lebih ungkapan bahwa sholat bisa membuat ganteng, cantik, suka menabung, cuih. Penistaan itu namanya.
Sholat ya sholat. Sholat adalah sebuah bentuk pengabdian dan pembuktian atas ikrar cinta kita kepada Sang Khalik. Pak Kyai berkata “Cinta itu dibuktikan dengan rasa tulus dan terus-menerus memberi, bukan meminta”. Sama seperti sholat. Jika kita dengan PD_nya mengaku cinta Allah, maka jauh-jauhlah dari suka meminta keinginan yang egoistis, terlebih berangan-angan atas pahala yang dijanjikan olehNya. Itu bukan urusan kita. Itu adalah hak paten yang hanya dimiliki oleh Allah. Kalau kita masih menerapkan hal-hal tersebut, itu namanya bukan cinta.

Cinta itu memberi. Allah begitu cinta kepada makhluknya sehingga Allah mencukupi segala apa yang dibutuhkan oleh makhluknya. Oksigen gratis, goresan biru langit, keindahan gelombang ombak, kedipan mata, sistem organ yang dahsyat, dan segala bentuk bukti pemberian luar biasa lainnya adalah pembuktian bahwa Allah ada dan Allah cinta. Allah adalah Sang Maha Cinta. Penciptaan alam semesta adalah buktinya. Allah senantiasa memberi tanpa meminta. Allah tidak meminta untuk kita sholat, toh sudah jelas sholat atau tidaknya kita tidak akan berpengaruh terhadap kedudukan Allah bagi para makhluknya. Toh sholat untuk diri kita sendiri. Sholat harus dilakukan sebagai pembuktian dari hakikat cinta. Bagi kita manusia yang hanya digambarkan sebagai bulu kapuk yang beterbangan, sombong rasanya jika kita tidak sholat. Sombong, karena kita tidak menaati perintahNya.

Sholat harus dengan tulus. Kurangi untuk meminta, karena Allah Maha Tahu apa yang benar-benar kita butuhkan. Karena kita miskin segala hal, maka kebisaan kita hanyalah sholat sebagai perantara untuk selalu memberi kepadaNya.  Lagi pula, sholat adalah manifestasi kita dalam menerapkan sifat pemberi yang selamanya melekat padaNya, bukan?

Atas berbagai alasan itulah, maka saya pribadi harus berbenah diri. Masih banyak kealpaan dan kekhilafan dalam sholat saya. Dengan berbagai keterangan yang telah terpaparkan, maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak sholat. Sholat sangatlah urgen. Saking urgennya, dalam kondisi sehat, sakit, dan kondisi bagaimanapun tata cara sholat selalu ada aturannya. Sholat adalah misteri. Kita hanya bertugas melakukannya dengan setulus hati, bukan berangan-angan akan dapat apa dan menjadi apa kita nanti. Jika itu yang kita lakukan, maka kita akan mudah menyalahkan Allah dan takdir jika angan-angan kita tidak terkabulkan. Allah maha mengabulkan. Jika tidak sholat saja Allah masih mencintaimu dengan membukakan matamu di pagi hari lagi, apakah kamu tidak malu jika tidak membalas pemberianNya dengan memberi, bukan terus meminta? Sudah berapa banyakkah pemberian kita atas gratisan yang selama ini kita terima dariNya?

Abah Anwar Zahid menjelaskan bahwa sholatlah yang membedakan antara manusia dengan monyet dan sejenisnya. Beliau menjelaskan bahwa monyet juga makan, bekerja (mencari makan), minum, buang air, jalan-jalan, dan beraktifitas hampir sama dengan sebagian besar yang dilakukan oleh manusia. Yang bisa membedakan antara kita dengan monyet adalah sholat, karena tidak ada monyet yang melakukan sholat 2 hingga 4 rakaat.

Kemarin saya memainkan DVD dengan melihat lawakan cerdas dan cadas ala Bodos cs. Lawakan ala Osingan terdengar begitu menghibur ditambah dengan tema kehebatan Bodos dengan seekor kera ekor panjang. Dalam lawakan tersebut, terdapat aktor utama Bodos dan Ganjur sedang berkolaborasi dengan tukang topeng monyet. Pada intinya, monyet berhasil memenangkan duel naik motor, pergi ke pasar, main reog, guling-guling, hingga memanjat pohon. Pada penutup acara, tiba saatnya monyet menggelar sajadah kecil dan memakai kopyah. Apa yang ia lakukan? Monyetpun memperagakan orang sedang sholat! Tepuk tangan penonton mengiringi aksi heroik monyet tersebut. Bodos dan Ganjur pun memberi wejangan kepada para penonton tentang pentingnya sholat bagi manusia. Monyet saja bisa sholat, mengapa manusia tidak?

Hai orang-orang yang beriman, tunaikanlah sholat untuk menghindari perbuatan keji dan mungkar. Keji karena seenaknya kita menerima tanpa pernah memberi dan mungkar karena kita tidak pernah tahu diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik

Bosan Sendiri

SAYA TELAH TERBIASA