Berbicara tentang Sukses

SUKSES. Satu kata yang mempunyai multi makna. Topik tentang sukses adalah hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Bukan hanya menjelang ujian nasional atau pada masa lelang jabatan.

Kawan. Pada kesempatan ini saya ingin sekali berbagi cerita tentang sukses. Tidak mungkin ada proses kalau tidak ada awal. Sama seperti kali ini. Sebelum membahas sukses menurut pandangan saya, sedikit akan saya tuliskan beberapa jawaban dari para kolega atas pertanyaan saya. Masih tanya tentang apa? Arahkan pandangan anda ke judul tulisan saya.
Hobi saya masih tetap sama. Salah satunya adalah memasang lebar-lebar daun telinga untuk mendengarkan orang berbicara. Dalam suatu kesempatan, saya bertanya kepada beberapa orang mengenai definisi tentang sukses. Bukan dari buku-buku motivasi atau fiksi, tetapi sukses menurut definisi pribadi.

Saya : bagiamana sih pandangan anda tentang sukses? Sukses bagi diri anda seperti apa?
Orang A : sukses bagi saya adalah sukses dunia dan akhirat. (Ha? Gara-gara buku motivasi ya? Ini masih terlalu abstrak)
Saya : maksudnya seperti apa?
Orang A : kalau sukses dunia, menurut saya kita punya segalanya. Rumah, mobil, tabungan, perusahaan, dan istri yang soleha. Sukses akhirat, kamu pasti sudah tau seperti apa. (loh kok?)
Jawaban yang luar biasa bukan? Sang A menjawab pertanyaan saya dengan semangat 65, eh 45. Sekarang pindah ke orang B dengan pertanyaan yang sama.

Orang B : sukses bagi saya itu bisa bekerja di tempat yang enak, punya penghasilan banyak, punya rumah pribadi, dan punya apapun yang kita butuhkan.
Lanjut ke orang C dan orang-orang lainnya ya.

Orang C : sukses bagi saya ya kak? Bisa kuliah di Universitas Negeri favorit. Soalnya denger-denger, lembaga penerima kerja memperhitungkan asal ijazah sekarang.

Orang D : sukses bagi saya, bisa lulus UN dengan nilai bagus. Dengan begitu orang tua bangga kak.

Orang E : sukses bagi saya, nggak muluk-muluk lah. Yang penting saya bisa kerja mapan, bisa mencukupi kebutuhan, dan bisa melamar gadis impian.

Orang F : sukses bagi saya yang paling utama adalah sukses akhirat. Dengan saya selalu beribadah, saya yakin Tuhan akan mencukupi apa yang saya butuhkan.

Orang G : sukses bagi saya mas, punya usaha yang mampu memayungi kebutuhan seluruh keluarga saya.

Karena hampir semua jawaban para kolega mendekati persamaan, maka untuk orang H dan seterusnya saya skip saja.
Oke, dari sekian jawaban orang-orang diatas, ada tidak definisi sukses menurut anda? Atau lupa apa saja yang disampaikan mereka? Coba arahkan lagi kursor anda ke atas. Sudah?

Jangan terburu-buru..:)


Baiklah, saya ingin mencoba mendefinisikan sukses menurut saya.

Sukses itu selalu menyertai hidup saya. Keberadaan sukses bagi saya sudah seperti jumlah detak jantung di balik dada.

Saya akan uraikan lebih konkrit lagi.

Tentang Iman. Ketika saya mampu memanfaatkan seluruh anggota tubuh yang dianugerahkan Tuhan untuk menjalankan fungsinya, bagi saya itu sukses. Ketika saya makan dengan teratur untuk tidak mendzalimi sistem pencernaan saya, itu adalah sukses. Ketika di negara ini berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan dan saya meyakini satu agama Tuhan, saya sukses.

Lanjut.
Menjadi Mahasiswa. Ketika saya yang notabenenya sebagai mahasiswa penerima beasiswa, memanfaatkan beasiswa dengan sebaik mungkin, itu adalah sukses. Ketika saya berusaha pergi ke kampus secara rutin dan tepat waktu untuk mendengarkan penjelasan dosen, itu sukses. Ketika saya memiliki janji dengan teman kelas, lalu saya menepatinya sesuai kesepakatan, itu sukses. Ketika saya mendapat tugas individu dari dosen, saya berusaha mengerjakan secara mandiri sesuai kemampuan saya, itu sukses. Ketika UTS dan UAS akan dilaksanakan, saya belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mencontek keesokan harinya, itu sukses. Ketika saya menjadi mahasiswa, tugas saya adalah mengamalkan tri dharma perguruan tinggi, bukan untuk ngopi, itu sukses.

Terlalu banyak sebetulnya definisi sukses menurut saya. Tetapi kalau diambil saripatinya, sukses bagi saya tidak selalu berbicara kepada hasil. Memang benar, semua orang butuh uang melimpah, kerja mapan, rumah besar, mobil mewah, keluarga bahagia, serta kemewahan materi lainnya. Saya juga mau itu. Tetapi sering sekali kita dibuat lemah pikir maupun lemah karya ketika definisi sukses yang kita miliki hanya sebuat hasil final dari berbagai materi.

Sekali lagi. Bagi saya, sukses itu adalah proses. Sukses adalah suatu keberhasilan dalam berproses.
Mungkin pejabat yang saat ini punya apartemen mewah, pabrik dimana-mana, tambang meraja lela, rupiah hingga tumpah, dan deposito tak terhingga bisa dikatakan sukses. Namun tidak jarang dari mereka tersangkut masalah hukum. Apa yang mereka dapatkan adalah hasil dari tindakan melawan hukum dan kepatutan, misalnya korupsi. Kalau seperti ini apakah itu sukses yang sebenarnya?

Apakah ketika mahasiswa memperoleh nilai A bisa dikatakan sukses, padahal selama ujian ia tidak pernah lepas dari smartphone, kertas contekan, atau jawaban teman?

Apakah seorang PNS yang punya jabatan wah bisa dikatakan sukses, padahal saat pendaftaran ia menyodorkan rupiah sekian puluh juta?

Apakah benar konglomerat yang berdiri di sana dikatakan sukses, sedangkan ia selalu merampas hak-hak orang melarat?

Seperti itukah sukses?

Proses yang indah dan berlangsung secara independen itu adalah sukses yang sebenarnya. Kadang orang memberikan pengertian salah. Ketika di kepala mereka sukses itu memiliki kekayaan di mana-mana, maka mereka akan menghalalkan segala cara untuk dapat meraihnya. Tidak. Sukses bukan seperti itu.

Sukses ada dalam setiap proses yang indah. Saya sangat percaya itu. Ketika proses yang kita jalankan benar-benar berlangsung dengan semestinya, maka hasil yang didapatkan akan selalu sesuai dengannya. Sukses proses, selalu sukses hasil.

KH. Anwar Zahid berkata “lek awakmu nyorot kopi ndek ceret, kok suntek ndek cangkir pasti sing metu bakale yo kopi. Lek awakmu nandur winihe jagung, sok bakale lek tukul yo bakal dadi jagung.” Dari kalimat inilah saya merenung. Ketika kita melakukan start dengan baik pasti kita akan mencapai garis finish juga dengan baik. Ketika kita sukses dalam berproses, pasti kita juga akan sukses saat menikmati hasil. Saya juga jadi ingat dengan perkataan salah satu orang hebat di tempat kelahiran saya. Dia mengatakan bahwa “Proses tidak akan pernah menghianati hasil”. Saya sangat menyetujuinya. Tetapi sayang, saat ini yang sedang mainstream adalah banyaknya “hasil yang menghianati proses”.

Saya berdefinisi sukses seperti itu bukan karena saya sudah sempurna. Bahkan untuk sekadar mendekatinya, saya masih belum bisa. Karena saya juga berproses seperti anda. Proses tidak akan pernah berhenti selama nafas masih terus berhembus. Selama proses itu ada, maka kesempatan kita untuk berbenah diri selalu terbuka.

Ayo kawan. Kita sematkan sukses di setiap detik kita.

Salam sukses..:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik

Bosan Sendiri

SAYA TELAH TERBIASA