Semangat Indah!



Penyesalan selalu ada dalam setiap keadaan yang tidak kita kehendaki. Kita tidak boleh pasrah menerima keadaan, karena hidup masih berlangsung. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha menjadi sebaik mungkin di tengah keadaan tersebut. Selalu ada kejutan dalam setiap keadaan. Mungkin keadaan saat ini bukanlah keinginan yang sudah lama kita idam-idamkan, tetapi adalah pemberian Tuhan atas apa yang memang kita butuhkan.

Indah, beberapa tahun yang lalu Mas Tara juga merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Wajar kok siswa tingkat akhir seperti Indah merasakan galau tingkat tinggi. Dari pihak A ada tuntutan untuk kuliah, dari pihak B ada tuntutan untuk kerja, dari pihak C ada tuntutan begini begitu. Siklus kita hidup memang seperti itu.
Lewat tulisan singkat ini semoga Indah lebih memahami apa yang sudah kita obrolkan beberapa hari lalu. Mas akan awali dengan bercerita pengalaman saat itu.

Indah sangat tahu bukan semenjak orang tua mas sudah tidak ada, mas merasa seperti mayat yang berjalan. Dunia pendidikan dan cita-cita mas menjadi kacau. Sejak dinobatkan menjadi lulusan terbaik SD dulu, mas sudah memantapkan diri untuk bersaing dengan anak-anak cina yang ada di SMP kota. Tapi, keluarga tidak mengizinkan karena di sana terkenal mahal. Akhirnya mas hanya masuk ke sekolah pinggiran kota. Lulus SMP pun begitu, mas dulu sangat suka dengan IPA. Nilai biologi, fisika, kimia tidak pernah membuat keluarga kecewa bukan? Itu tandanya cita-cita mas untuk menjadi dokter semakin dekat. Tapi nyatanya? Lagi-lagi keluarga tidak menyetujui dengan alasan lulusan SMA harus langsung kuliah. Indah tahu bukan? Kuliah identik dengan uang yang melimpah. Mas akhirnya loncat ke wilayah pendidikan yang memang jauh dari cita-cita. Masuk Akuntansi dengan mudah katanya istimewa, tapi setahun pertama mas seperti siswa yang kehilangan arah. Adaptasi terus-menerus mas lakukan agar bisa sepadan seperti teman-teman. Tidak ada yang menyangka jika mas bisa kuliah di salah satu universitas negeri ternama. Ya, lagi-lagi tidak adanya bimbingan dan arahan akhirnya mas kembali menyeberang jauh dari spesialisasi selama 3 tahun yang mas dalami. Hidup memang seperti ini Indah. Penyesalan selalu ada dalam setiap periode yang mas jalani. Hingga saat inipun begitu. Mas merasa apapun yang mas pilih selalu salah. Mas selalu menyesal. Mas banyak belajar dari semua hal yang sudah mas lalui. Mas Tara bisa menemukan semua hikmah di balik periodesasi yang tidak singkat tersebut.

Indah, mas pernah cerita tentang bagaimana mas bisa bertahan di dunia pendidikan seperti teman-teman. Dari SD hingga SMK mas selalu memperoleh beasiswa atau bantuan guru yang mas anggap sebagai orang tua. Saat kuliah pun begitu. Mas tidak bermaksud mengumbar keangkuhan. Mas yakin Indah bisa menyimpulkan arti dari apa yang mas sampaikan. Segala bentuk kegelisahan dan penyesalan yang mas rasakan dulu memiliki sebuah hikmah yang tidak semua orang bisa mendapatkannya, Indah.

Sekali lagi, mas sangat memaklumi akan kebingungan Indah sekarang. Sebagai saudara yang lebih dahulu melalui jalan yang akan Indah tempuh, izinkan mas memberi saran akan ke mana Indah harus melangkah.

Indah, perlu diingat bahwa harta yang melimpah akan mudah dikalahkan oleh ilmu pengetahuan yang kaya. Mas menyarankan agar Indah tidak menelan mentah-mentah saran dari mereka yang memprioritaskan harta sebagai hal yang utama. Memang, orang sekolah, kuliah, intinya untuk bekerja dan memperoleh uang. Jangan tertipu! Bagaimanapun uang tidak bisa menjadi padanan ilmu pengetahuan. Uang yang melipah akan cepat habis bila dipakai terus-menerus, tapi ilmu pengetahuan tidak. Investasi yang paling menguntungkan adalah memperkaya ilmu pengetahuan melalui jalur pendidikan. Ketika ilmu pengetahuan Indah sudah sampai taraf tertinggi, Indah bisa menjadi apa saja. Harta? Ia akan menemui Indah meskipun ia tidak dicari dengan susah payah. Percayalah.

Jadi, mas sarankan Indah melanjutkan untuk kuliah. Mas melihat potensi Indah dalam mendesain busana sangat luar biasa. Jangan berhenti sekarang! Indah harus memperkaya dasar yang sudah Indah punya. Mas bisa menilai bahwa itu passion Indah. Indah punya orang tua, punya kakak dan adik yang bisa menjadi sumber motivasi Indah. Sudah saatnya Indah berpisah dengan kedua orang tua. Jangan jadi sosok yang manja. Indah harus mampu menjadi petualang tangguh yang tidak hanya menang di daerah sendiri. Hidup Indah dan mas sama, hanya sekali. Jangan disia-siakan hanya karena menjadi jago kandang. Buktikan bahwa Indah bisa bersaing dengan lulusan-lulusan unggulan dari berbagai daerah. Indah mampu! Mas yakin itu! Indah tidak perlu khawatir masalah motivasi. Mas dan teman-teman di daerah yang akan Indah tuju siap membantu.

Mengenai curhat Indah tentang tawaran kuliah di universitas X, yayasan Y, dan lembaga Z kemarin, mas sarankan jangan ke sana. Bukan tanpa alasan mas melarang Indah. Pertama, seperti yang mas katakan bahwa Indah jangan hanya bisa menjadi juara di dalam daerah. Menjadi nomor satu itu sungguh membanggakan, tapi sangat disayangkan jika juara diantara teman-teman lama atau baru yang berasal dari daerah yang sama. Indah harus mencari taraf pendidikan yang memiliki persaingan ketat dengan komposisi mahasiswa unggulan dari daerah-daerah unggulan juga. Kedua, lingkungan-lingkungan pendidikan tersebut tidak menjanjikan hal yang lebih baik. Mas dan teman-teman pernah melakukan penelitian kecil mengenai perbedaan bidang studi, muatan sks mata kuliah, kualifikasi dosen, metodologi dosen mengajar, kedalaman materi, keluasan teori, dan yang lain-lain, semuanya jauh. Sangat jauh Indah. Kampus boleh sejajar, jurusan boleh sama, tapi status dan akreditasi kampus menjadi pembeda yang sangat signifikan. Indah harus pintar memilih. Prioritaskan kampus negeri yang memang unggul secara akademis maupun kualitas. Di kampus negeri, biaya kuliah lebih murah dan kesempatan memperoleh beasiswa dari segala intstitusi selalu terbuka. Ketiga, lingkungan-lingkungan pendidikan tersebut statusnya sering diabaikan di luar daerah. Indah, mas pernah mendapat bocoran dari Mbak Tika yang ada di Surabaya. Beliau memiliki teman yang profesinya sebagai atasan di sebuah perusahaan besar. Nah Indah, teman Mbak Tika mengatakan kalau perusahaan-perusahaan di kota besar seperti Surabaya sangat selektif dalam menjaring para pelamar kerja. Pimpinan perusahaan hanya akan melihat lulusan sarjana dari universitas negeri. Sadisnya, mereka-mereka yang berasal dari swasta atau sejenisnya tidak akan dianggap ada. Penerima pegawai melakukan seleksi awal dengan mengambil nama-nama yang berasal dari universitas negeri atau setidaknya swasta yang ternama. Sisanya hanya menjadi pelengkap tumpukan sampah. Itu yang beliau katakan. Percaya atau tidak, mas mendapatkan informasinya seperti itu. Jadi, kemungkinan lulusan dari lingkungan-lingkungan yang menawarkan Indah pendidikan lanjutan hanya akan berlaku di dalam daerah tempat tinggal saja. Mas yakin Indah membutuhkan kompetensi yang lebih baik bukan?

Indah, percayalah bahwa berpendidikan di kampung orang sungguh mengasyikkan. Menempuh pendidikan di luar daerah asal adalah pilihan yang tidak akan pernah membuat Indah menyesal. Bersabarlah. Jangan terburu-buru untuk mencari uang melalui jalan kerja. Di perkuliahanpun Indah bisa memperoleh penghasilan. Indah harus kuliah dan membawa nama harum sekolah ke lingkungan luar.

Indah harus berpindah ke daerah yang memiliki aura kompetisi dan kompetensi yang lebih tinggi, karena dengan begitu Indah akan menjadi lebih tinggi. Jangan pernah mengaku gula jika masih berada di wadah yang sama. Jadilah gula jika kita telah berbaur ke dalam es teh, kopi, jus, kue basah dan lainnya. Jadilah gula yang diakui oleh orang banyak meskipun tidak pernah menampakkan rupa, tapi rasa.

Maafkan bila mas terkesan menggurui. Sebagai sepupu yang masih dipercaya oleh keluarga, mas ingin terus membimbing indah untuk lebih baik lagi. Mas pernah merasakan bagaimana rasanya jika tidak ada yang memberikan arahan harus apa, kemana, di mana, dan bagaimana kita selanjutnya. Mas tidak ingin Indah menjadi aktor kedua setelah itu. Mas tidak ingin adik-adik mas seperti mas saat ini. Indah harus lebih baik. Setidaknya mas ingin mengarahkan agar kadar menyesal Indah tidak besar. Indah tidak boleh salah memilih. Jangan seperti masmu ini yang selalu salah dalam melakukannya. Semoga kata-kata mas di awal tulisan ini bisa menjadi acuan.

Baik Indah, ayo bismillah, buka mata, buka hati, buka pikiran, lalu lakukan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Sombong, Rendah Hati, Jujur, dan Munafik

Bosan Sendiri

SAYA TELAH TERBIASA